
Sebagaimana manusia, setan juga
merupakan makhluk Allah. Meskipun ada perbedaan prinsipil, manusia diciptakan
oleh Allah dari tanah sedangkan setan diciptakan Allah dengan api. Setan adalah
musuh terbesar manusia di dunia ini. padanya penuh dengan permusuhan, padanya
pula penuh dengan kedengkian. Ia akan terus mengganggu dan menggoda anak Adam agar
keluar dari jalan yang benar dan menjadikannya teman di neraka kelak.
Begitu banyak cara yang digunakan
setan untuk menggoda manusia. Setan akan memanfaatkan watak manusia dan tingkat
keimanannya. Ketika manusia dekat dengan Allah, maka akan tampak jelas
dihadapannya godaan setan dan Allah akan menepis godaan tersebut darinya. Ketika
manusia jauh dari Allah, hatinya mati, godaan dan terror setanpun akan kabur
dimatanya. Tidak tampak, dan akhirnya tiba waktunya ketika ia menjadi seorang
budak, budak setan.
Dan bila dikatakan kepada mereka, “Janganlah
kamu membuat kerusakan di muka bumi, mereka menjawab, Sesungguhnya kami adalah
orang-orang yang mengadakan perbaikan”. (Al-Baqoroh: 11). Lebih jauh
lagi, tentang kebebasan. Apabila seseorang merasakan kebebasan ketika ia
semakin jauh dari agama, ketika ia terlepas dari hokum-hukum Allah,
sesungguhnya ia telah jatuh menjadi tawanan setan. Kebebasan yang ia dambakan
sebenarnya adalah penjara, karena kebebasan yang haqiqi adalah penghambaan diri
kepada Allah. Sungguh indah perkataan Syaikhul Islam tentang kebebasan, “Kebebasan
adalah kebebasan hati, dan penghambaan adalah penghambaan hati. Sebagaimana
kekayaan adalah kekayaan jiwa.”
Sebagai musuh setan, kita harus
tahu taktik dan strategi setan dalam meng-agresi kita. Karena dengannya kita
bisa mengatur posisi, stategi, dan mempersiapkan kekuatan agar kita tidak jatuh
ke tangan setan. Diantara strategi dan taktik setan yang sangat krusial adalah
sebagai berikut;
Pertama,
melalaikan dari Allah. semua ajakan dan invasi setan ber-orientasi kepada
“Membuat Lalai” anak adam. Lalai kepada Allah dan jalan kebenaran. dengan
segala daya setan membuat kita semakin jauh dari Allah, salah satunya dengan
hasutan dan provokasi. Provokasi dan hasutan adalah tahap berbahaya yang sangat
krusial karena sangat abstrak dan berakibat fatal. disini, lidah merupakan
akses terbesar yang sangat mungkin sekali menimbulkan kerusakan dimuka bumi
ini. “Dan katakanlah kepada hamba-hambaKU, hendaklah mereka mengucapkan
perkataan yang lebih baik (benar). Sesungguhnya setan menimbulkan perselisihan
diantara mereka. Sesungguhnya setan adalah musuh yang nyata bagi manusia.” (Al-Isra’
: 53).
Kedua,
aspirasi semu. setan menginspirasikan kepada manusia bahwasanya surga dan
neraka adalah fiktif belaka. Mereka berusaha mengaburkan pandangan manusia dari
hal-hal yang Haq adanya. Mereka memberikan angan-angan keindahan dan kebebasan
jika mengikuti jalannya dan melakukan kemaksiatan, tetapi sesungguhnya itulah
jalan kehancuran. Sebagaimana mereka menggoda para da’i dengan iming-iming
harta, kekuasaan, pengaruh daripada kedudukan duniawi dan melupakan akhirat,
tenggelam dalam angan-angan dan membinasakan. Layaknya meminum racun yang telah
dicampur madu. “Setan itu memberikan janji-janji kepada mereka dan
membangkitkan angan-angan kosong pada mereka, padahal setan tidak menjanjikan
kepada mereka selain tipuan belaka.” (An-nisa : 129).
Ketiga,
kemarahan. Kemarahan dapat dibagi menjadi dua. kemarahan yang benar yaitu marah
karena Allah dan marah karena selain Allah, keluarga, Negara, pribadi,
golongan, dan lan-lain. Setan adalah Pemancing, “Pemancing ikan di air keruh”. Dengan
menggunakan kemarahan manusia sebagai jalan masuk untuk menghasutnya. Dengan kemarahan
setan akan mengajak manusia untuk bertindak lebih jauh lagi, merusak,
memutuskan hubungan, menganiyaya,dan lain-lain. Rasulullah saw betul-betul
melarang kepada kemarahan selain karena Allah. Ia bersabda manakala datang
seseorang berkata “Berilah aku wasiat”. Beliaupun berkata, “Jangan marah !”. Orang
itu terus mengulangi permintaan dan Nabi pun tetap menjawab “Jangan marah !”. (H.R
Bukhori). Kemarahan bukanlah tolak ukur kekuatan dan kekuasaan seseorang.
Beliau bersabda “Orang yang kuat bukanlah yang dapat memenangkan
pertarungan, orang yang kuat adalah yang dapat menahan dirinya ketika ia
marah.” (HR Bukhori).
Keempat, tenggelam dalam senda
gurau. Bercanda merupakan akses terbesar yang digunakan setan dalam memisah
persaudaraan dan memecah kesatuan barisan. Bercanda ada dua macam, bercanda
dalam hal yang terpuji dan bercanda dalam hal yang tercela. Terpuji apabila
terlepas dari menyakiti, membahayakan, menuduh, menggunjing, merendahkan kehormatan
dan lain-lain. Contohnya adalah bercandanya Rasul kepada seseorang yang meminta
tumpangan kepada beliau, dimana beliau berkata, “Aku akan menaikkanmu diatas
anak unta”, lalu orang tersebut berkata, “Wahai Rasulullah, apa yang dapat aku
perbuat dengan anak unta?”, Rasulullah menjawab, “Bukankah unta hanya
melahirkan anak unta?”. (HR Bukhori). “Bergurau akan menjadi tercela
jika terdapat salah satu dari dua hal, yaitu berlebihan dan kekejian.
berlebihan dalam bergurau akan melupakan kesopanan dan menjatuhkan martabat.
adapun kekejian akan menimbulkan kebencian dan dengki yang terpendam, karena
ketika itu ia tidak hati-hati dan tidak waspada dalam menjaga tali persaudaraan.”
(HR Bukhori).
Ini adalah sebagin kecil teror
setan terhadap anak Adam. Jangan pernah berasumsi bahwasanya setan akan
menghentikan invasinya karena bosan. Ia akan terus menggoda anak Adam sampai
hari kiamat nanti. Karena ia telah mengantongi surat jalan dari Allah untuk
menangguhkannya dalam menggoda anak Adam sampai hari kiamat. Sudahkan kita siap
dengan serangan setan?. Setan adalah musuh yang nyata bagi kita, tetapi
penjajahan setan sering kali kabur dari pandangan kita. Dan ironisnya sering
kali pula kita “menikmati” penjajahan setan.
Tidak ada yang dapat membentengi
diri kita sendiri kecuali dengan takwa kepada Allah swt dan selalu berpegang
teguh terhadap Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah, sehingga kita dapat melumpuhkan
terror-teror setan yang akan selalu menyerang kita kapanpun, dimanapun dan
bagaimanapun kita, baik dari atas, samping, dan bawah. Maka dari itu semua,
waspadalah !!! waspadalah!!! waspadalah!!! terhadapnya.