About

Kamis, 05 Desember 2013

WAPADALAH TERHADAP STRATEGI SETAN



Sebagaimana manusia, setan juga merupakan makhluk Allah. Meskipun ada perbedaan prinsipil, manusia diciptakan oleh Allah dari tanah sedangkan setan diciptakan Allah dengan api. Setan adalah musuh terbesar manusia di dunia ini. padanya penuh dengan permusuhan, padanya pula penuh dengan kedengkian. Ia akan terus mengganggu dan menggoda anak Adam agar keluar dari jalan yang benar dan menjadikannya teman di neraka kelak.

Begitu banyak cara yang digunakan setan untuk menggoda manusia. Setan akan memanfaatkan watak manusia dan tingkat keimanannya. Ketika manusia dekat dengan Allah, maka akan tampak jelas dihadapannya godaan setan dan Allah akan menepis godaan tersebut darinya. Ketika manusia jauh dari Allah, hatinya mati, godaan dan terror setanpun akan kabur dimatanya. Tidak tampak, dan akhirnya tiba waktunya ketika ia menjadi seorang budak, budak setan.

Dan bila dikatakan kepada mereka, “Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, mereka menjawab, Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang mengadakan perbaikan”. (Al-Baqoroh: 11). Lebih jauh lagi, tentang kebebasan. Apabila seseorang merasakan kebebasan ketika ia semakin jauh dari agama, ketika ia terlepas dari hokum-hukum Allah, sesungguhnya ia telah jatuh menjadi tawanan setan. Kebebasan yang ia dambakan sebenarnya adalah penjara, karena kebebasan yang haqiqi adalah penghambaan diri kepada Allah. Sungguh indah perkataan Syaikhul Islam tentang kebebasan, “Kebebasan adalah kebebasan hati, dan penghambaan adalah penghambaan hati. Sebagaimana kekayaan adalah kekayaan jiwa.”

Sebagai musuh setan, kita harus tahu taktik dan strategi setan dalam meng-agresi kita. Karena dengannya kita bisa mengatur posisi, stategi, dan mempersiapkan kekuatan agar kita tidak jatuh ke tangan setan. Diantara strategi dan taktik setan yang sangat krusial adalah sebagai berikut;

Pertama, melalaikan dari Allah. semua ajakan dan invasi setan ber-orientasi kepada “Membuat Lalai” anak adam. Lalai kepada Allah dan jalan kebenaran. dengan segala daya setan membuat kita semakin jauh dari Allah, salah satunya dengan hasutan dan provokasi. Provokasi dan hasutan adalah tahap berbahaya yang sangat krusial karena sangat abstrak dan berakibat fatal. disini, lidah merupakan akses terbesar yang sangat mungkin sekali menimbulkan kerusakan dimuka bumi ini. “Dan katakanlah kepada hamba-hambaKU, hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar). Sesungguhnya setan menimbulkan perselisihan diantara mereka. Sesungguhnya setan adalah musuh yang nyata bagi manusia.” (Al-Isra’ : 53).

Kedua, aspirasi semu. setan menginspirasikan kepada manusia bahwasanya surga dan neraka adalah fiktif belaka. Mereka berusaha mengaburkan pandangan manusia dari hal-hal yang Haq adanya. Mereka memberikan angan-angan keindahan dan kebebasan jika mengikuti jalannya dan melakukan kemaksiatan, tetapi sesungguhnya itulah jalan kehancuran. Sebagaimana mereka menggoda para da’i dengan iming-iming harta, kekuasaan, pengaruh daripada kedudukan duniawi dan melupakan akhirat, tenggelam dalam angan-angan dan membinasakan. Layaknya meminum racun yang telah dicampur madu. “Setan itu memberikan janji-janji kepada mereka dan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka, padahal setan tidak menjanjikan kepada mereka selain tipuan belaka.” (An-nisa : 129).

Ketiga, kemarahan. Kemarahan dapat dibagi menjadi dua. kemarahan yang benar yaitu marah karena Allah dan marah karena selain Allah, keluarga, Negara, pribadi, golongan, dan lan-lain. Setan adalah Pemancing, “Pemancing ikan di air keruh”. Dengan menggunakan kemarahan manusia sebagai jalan masuk untuk menghasutnya. Dengan kemarahan setan akan mengajak manusia untuk bertindak lebih jauh lagi, merusak, memutuskan hubungan, menganiyaya,dan lain-lain. Rasulullah saw betul-betul melarang kepada kemarahan selain karena Allah. Ia bersabda manakala datang seseorang berkata “Berilah aku wasiat”. Beliaupun berkata, “Jangan marah !”. Orang itu terus mengulangi permintaan dan Nabi pun tetap menjawab “Jangan marah !”. (H.R Bukhori). Kemarahan bukanlah tolak ukur kekuatan dan kekuasaan seseorang. Beliau bersabda “Orang yang kuat bukanlah yang dapat memenangkan pertarungan, orang yang kuat adalah yang dapat menahan dirinya ketika ia marah.” (HR Bukhori).

Keempat, tenggelam dalam senda gurau. Bercanda merupakan akses terbesar yang digunakan setan dalam memisah persaudaraan dan memecah kesatuan barisan. Bercanda ada dua macam, bercanda dalam hal yang terpuji dan bercanda dalam hal yang tercela. Terpuji apabila terlepas dari menyakiti, membahayakan, menuduh, menggunjing, merendahkan kehormatan dan lain-lain. Contohnya adalah bercandanya Rasul kepada seseorang yang meminta tumpangan kepada beliau, dimana beliau berkata, “Aku akan menaikkanmu diatas anak unta”, lalu orang tersebut berkata, “Wahai Rasulullah, apa yang dapat aku perbuat dengan anak unta?”, Rasulullah menjawab, “Bukankah unta hanya melahirkan anak unta?”. (HR Bukhori). “Bergurau akan menjadi tercela jika terdapat salah satu dari dua hal, yaitu berlebihan dan kekejian. berlebihan dalam bergurau akan melupakan kesopanan dan menjatuhkan martabat. adapun kekejian akan menimbulkan kebencian dan dengki yang terpendam, karena ketika itu ia tidak hati-hati dan tidak waspada dalam menjaga tali persaudaraan.” (HR Bukhori).

Ini adalah sebagin kecil teror setan terhadap anak Adam. Jangan pernah berasumsi bahwasanya setan akan menghentikan invasinya karena bosan. Ia akan terus menggoda anak Adam sampai hari kiamat nanti. Karena ia telah mengantongi surat jalan dari Allah untuk menangguhkannya dalam menggoda anak Adam sampai hari kiamat. Sudahkan kita siap dengan serangan setan?. Setan adalah musuh yang nyata bagi kita, tetapi penjajahan setan sering kali kabur dari pandangan kita. Dan ironisnya sering kali pula kita “menikmati” penjajahan setan.

Tidak ada yang dapat membentengi diri kita sendiri kecuali dengan takwa kepada Allah swt dan selalu berpegang teguh terhadap Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah, sehingga kita dapat melumpuhkan terror-teror setan yang akan selalu menyerang kita kapanpun, dimanapun dan bagaimanapun kita, baik dari atas, samping, dan bawah. Maka dari itu semua, waspadalah !!! waspadalah!!! waspadalah!!! terhadapnya. 

0 komentar:

Posting Komentar