About

Rabu, 06 Januari 2016

Pilihlah Untuk Lebih Bermanfaat


Bismillahirrohmanirrohim,. puja dan puji syukur kehadirat Allah swt selalu terpanjatkan kepada-Nya, semoga nikmat Iman dan nikmat Islam selalu tercurah kepada kita semua, aamiin. Sholawat serta salam kita junjungkan kepada nabi besar Muhammad saw yang telah membuat sebuah generasi dunia yang mengagumkan. Pada kesempatan yang sangat istimewa kali ini, saya akan sharing tentang apa sebenarnya yang ditakutkan oleh orang-orang yang menganggap bahwasanya berorganisasi itu adalah sebuah momok bagi kelancaran perkuliahan. Mereka menganggap bila berorganisasi akan menghabiskan waktu, tenaga, fikiran, dan mungkin materi. Tidak sedikit pula yang berasumsi jika berorganisasi hanyalah sebuah kegiatan tanpa landasan filosofis yang tak menghasilkan sesuatu apapun. Maka saya katakan bahwasanya ketakutan-ketakutan dan asumsi tadi adalah sebuah kesalahan besar. Oleh karena itu saya akan sharing bagaimana kita dapat berorganisasi tanpa harus takut terhadap sesuatu yang tak semestinya kita takuti.  

Pertama-tama kita harus membuka pola fikir kita yang lama tentang sebuah organisasi. Janganlah kita selalu menganggap bahwasanya berorganisasi hanyalah untuk mahasiswa yang telat dalam menyelesaikan perkuliahan. Jangan pula kita menganggap bahwasanya berorganisasi hanya digeluti bagi mereka yang selalu lalai dalam menyelesaikan tugas-tugas perkuliahan. Tapi perlu kita fahami bersama bahwasanya berorganisasi adalah proses membiasakan diri untuk mengorganisir segala sesuatu dalam kehidupan kita. Perilaku kita sehari-hari dalam memilih pakaian mana yang akan digunakan, cara makan yang baik, dan pemilihan tempat untuk berkomunikasi kepada lawan bicara merupakan bagian dari organisasi.

Tetatapi sangat disayangkan di kalangan mahasiswa sendiri yang seharusnya dapat menjadi manusia-manusia yang aktif dan dinamis, tidak sedikit yang mengatakan bahwa aktif dalam berorganisasi hanyalah menghabiskan dan menyita waktu belajar dan melambatkan proses perkuliahan, maka saya katakan “TIDAK”. Aktif dalam organisasi tidaklah menyita waktu belajar, waktu mengerjakan tugas, dan tidak pula menyita waktu istirahat. Aktif dalam organisasi justru menjadi sarana pembelajaran kita semua untuk menambah pengalaman di masa perkuliahan selain hal akademik. Karena sejatinya aktif berorganisasi bukanlah menyita waktu belajar kita, melainkan aktif berorganisasi ialah mengurangi waktu bermain kita.

Tidak sedikit saya menemukan para mahasiswa/i berjuluk “Mahasiswa Kupu-Kupu” atau mahasiswa yang pada tiap harinya hanya datang untuk berkuliah dan segera pulang ketika jam kuliah telah berakhir. Saya tidak menganggap ini sebagai hal yang salah ataupun tidak benar. Justru saya akan sangat apresiatif sekali apabila mahasiwa yang seperti ini ternyata mempunyai kesibukan lain selain kuliah. Misalnya mengajar private, guru ngaji, pengurus masjid, atau seorang pengusaha muda yang sedang merintis karirnya dalam dunia bisnis yang perlu kita berikan acungan jempol. Yah,. karena merekalah para petarung hebat yang harus menyesuaikan jadwal perkuliahan dengan kesibukan diluar kelas, yang tak jarang kegiatan tersebut membutuhkan berbagai macam pengorbanan.

Tapi akan sangat disesalkan apabila mahasiswa yang kuliah lalu pulang tanpa ada kesibukan lain di luar perkuliahan, dan tidak sedikit pula saya menemukan mereka banyak menghabiskan waktunya untuk bermain atau sekedar menghabiskan waktu untuk bersenda gurau. Jadi jelaslah bahwa aktif berorganisasi bukanlah menyita waktu belajar, melainkan menghabiskan waktu bermain kita yang sia-sia. Aktif berorganisasi ini selayaknya tak terlepas bagi mereka yang hanya belajar, belajar, dan belajar saja. Karena orang pintar saja tidaklah cukup, tetapi juga membutukan kecerdasan.

Kepintaran yang dimiliki seseorang haruslah diimbangi dengan kecerdasan. Kepintaran dalam hal akademik perlu disempurnakan dengan kecerdasan dan keahlian soft skill dan hard skill. Mengapa keahlian sangat diperlukan? yaa,. karena sebenarnya nilai akademik yang kita dapatkan dalam perkuliahan hanyalah sebagai nilai yang berhubungan secara administratif, tetapi sesuatu yang paling menentukan percepatan jenjang karir kita adalah kemampuan dan keahlian kita. Banyak yang harus menjadi pembelajaran bagi kita semua, bahwa kepintaran yang dimiliki kita semua tidak akan berguna apabila kita tidak dapat menyampaikannya dengan baik. Maka dikatakan dalam Al-Qur’an yang berbunyi “Sampaikanlah Ilmu walau hanya satu ayat” ~ Al-ayahh. Pertanyaan yang kemudian muncul adalah bagaiaman dapat kita menyampaikan bila kita tidak dapat menyampaikan seluruh isi materi yang berada di dalam otak kita?

Saya akan ceritakan sebuah kisah nyata tentang seorang mahasiswi Lulusan terbaik se-Universitas ketika wisuda. Sebagai wisudawati terbaik dengan nilai “Suma Kumlaud” maka ia pun diminta untuk memberikan sambutan dihadapan Rektor dan jajarannya, dihadapan ratusan wisudawan lainnya, dan dihadapan para orang tua mahasiswa yang menghadiri prosesi wisuda. Karena sudah wajar dalam sebuah prosesi wisuda ketika ada mahasiswa yang meraih predikat “Terbaik” maka dia akan mendapat kesempatan untuk menyampaikan sambutan. Pembawa acara pun memanggil namanya untuk maju memeberi sambutan. Ia pun beranjak maju ke podium diiringi dengan tepukan tangan yang sangat meriah menemani tiap langkahnya maju ke depan. Semua pandangan tertuju kepadanya disertai dengan beberapa teriakan yang menyeru namanya.

Semua terhening ketika ia telah sampai di podium, menunggu wisudawan terbaik di angkatan tersebut menyampaikan sambutannya. Suasana masih tetap hening selama hampir tiga puluh detik tanpa suara apapun yang terucap darinya. Para hadirin mulai bertanya-tanya tentang apa yang sedang dipikirkannya, namun suasana tetap kondusif karena telah menantikan sambutan darinya. Tampak raut wajah yang tak biasa padanya, ketegangan pun terlihat darinya yang berdiri kaku mematung. Satu menit telah berlalu dan hadirin pun memberikan tepuk tangan yang meriah sekali lagi untuk memberikan dukungan. Namun bukannya membuka salam dan memberikan sambutan, justru keringat mengucur semakin deras di keningnya membuat ia semakin terlihat kebingungan dan kelu.

Beberapa saat setelah itu terjadi akhirnya ia pun membuka sambutan dengan mengucapkan salam kepada para hadirin. Ia pun mulai berkata tetapi terbata-bata. Menyadari hal yang dilakukannya dihadapan banyak orang kala itu, ia pun lalu mengucapkan salam mengakhiri sambutannya dan langsung kembali ketempat duduknnya semula yang berada paling depan berhadapan langsung dengan rektor. Suasana pun mulai ramai dengan kejadian tersebut, ada yang bertanya-tanya tentangnya, ada yang melihatnya dari belakang, bahkan ada juga yang menertawaknnya.

Setelah kejadian itu, ia mengungkapkan penyesalannya yang mendalam tentang telatnya ia menyadari bahwa salah satu mental terbentuk di dalam organisasi. Manajemen waktu, pendewasaan, hubungan emosional, menyelesaikan permasalahan, dan bagaimana menyampaikan pendapat ternyata ada dalam proses pembelajaran di dalam organisasi. Ia merasa bahwa apa yang dimilikinya dengan segudang keilmuannya tak berguna jika ia tak pandai untuk menyampaikannya. Namun Alhamdulillah saya mendengar berita terakhir bahwa dia belajar dan mengikuti berbagai macam pelatihan public speaking untuk melatih kemampuannya menyampaikan materi di hadapan orang banyak. Dan sekarang ia pun telah mampu menyampaikan apa yang ada dalam otaknya untuk dengan mudah menyampaikannya kepada orang lain.

Kawan-kawanku semua yang baik hatinya, yang anggun perangainya, yang senantiasa menginginkan kehidupan untuk berlaku lebih damai dalam kesehariannya. Tidakkah ini menjadi pembelajarannya bagi kita semua, bahwa pembelajaran yang sesungguhnya tak cukup hanya didapat dalam lembaga formil, bahkan hal-hal yang sangat kita butuhkan dalam kehidupan riil kita terkadang didapat dari lembaga non formil. Untuk itu marilah sama-sama bersama meraih pembelajaran dimanapun, kapanpun, dan bagaimanapun selagi itu bermanfaat dan menuju kearah kebaikan. Seperti yang dikatakan di dalam Al-Qur’an adalah “Iqra’ “Bacalah”. Maka bacalah setiap ilmu yang dapat kau ambil dari muka bumi ini untuk kau ambil manfaatnya dan kau bagikan manfaat tersebut kepada orang lain.
wasssalam..

0 komentar:

Posting Komentar