About

Rabu, 13 Maret 2013

MAU ENAKNYA DOANG? KELAUT AJA LO !



Sebagai seorang manusia, sudah menjadi fitrah bila kita mencintai keindahan, mengagumi keagungan alam, dan merindukan kedamaian. Tapi bukan berarti semua yang kita inginkan tersebut harus terlaksana semuanya sesuai dengan keinginan kita tanpa kita melakukan apa yang telah ditanggungjawabkan kepada kita, yaitu memberikan porsi yang serasi terhadap apa yang telah kita dapat. Memenuhi tanggung jawab sudah menjadi kewajiban kita untuk menuntut hak yang sudah menjadi milik kita, tapi bila tanggung jawab belum terpenuhi jangan pernah memaksa untuk mendapat hak, karena itu namanya kriminalitas.
Berbicara masalah fitrah sudah wajar bila manusia saling mencintai, tapi berbicara masalah tanggung jawab? Belum tentu semua memahami (اوصيكم و اياي نفسي بتقو الله ). Masalah cinta bisa menjadikan kita orang yang paling taat bila atas nama Allah, tetapi dapat menjadi maksiat bila hanya atas nama syahwat. Sayangnya kita hidup dalam lingkungan kebanyakan masyarakat yang salah memahami arti cinta. Kita hidup dalam masyarakat yang mendewakan kepuasan badani lewat eksploitasi seksual yang mereka kira itu sebagai cinta. Cinta sering disalah artikan, bahkan hal itu sengaja dilakukan semata-mata untuk mencari kesenangan berupa kemaksiatan.
Tanggung jawab mutlak diperlukan dalam segala hal, tak terkecuali dalam cinta. Karena rasa cinta dan kasih sayang sebagai akibat dari adanya rasa tanggung jawab. Melihat paradigma yang terjadi di Indonesia bahkan dunia saat ini, kekhawatiran terhadap hilangnya rasa tanggung jawab dalam cinta semakin meresahkan. Interaksi remaja dewasa kini sudah tidak lagi berpedoman dari ajaran agama Islam, melainkan merujuk kepada budaya barat yang sarat pergaulan bebas.

Interaksi yang ditawarkan budaya barat tersebut terbilang sukses mendekonstruksi nilai-nilai keislaman dari para pemeluknya. Interkasi yang tak sedikit menimbulkan maksiat yang dikemas dalam keharmonisan sesaat. Ada yang menyebutnya pacaran, teman tapi mesra, teman dekat atau lain sebagainya. Apapun sebutannya, tetap saja semuanya mempunyai visi dan misi yang sama, yaitu menuju kepada maksiat. Bagaimana tidak dikatakan maksiat bila seorang yang belum halal baginya sudah bergandengan tangan (ini tahap yang paling ringan), berpelukan, dan perlakuan pranikah lain yang tidak perlu dipaparkan.
Kalau sudah begini pernikahan tidak lagi menjadi sakral, menjaga kehormatan menjadi hal yang paling sulit untuk ditemui, dan jiwa yang suci mungkin telah tersembunyi. Karena pacara sesungguhnya tidaklah dewasa, tetapi hanya beradegan dewasa. Hal inilah yang seharusnya menjadi perhatian para wanita dalam menjaga kehormatannya, karena wanita yang akan terus mendidik anak-anaknya dalam membangun generasi penerus bangsa. Sebab dalam pacaran lelaki hanya memberi pengorbanannya untuk sesaat, tapi wanita memberi kehormatannya untuk selamanya. Kalau serius datengin walinya, bukan cuman nongkrongin anaknya. Kalo belum siap ya jangan berinteraksi.
Bisa kita bayangkan berapa banyak lelaki yang mau bertanggungjawab kalau sudah terjadinya perbuatan maksiat yang menyebabkan wanita kehilangan kehormatannya? Kalau sudah begitu siapa yang dirugikan? Allah memberikan rasa cinta kepada hamba-NYA untuk dipergunakan dengan benar, untuk menggunakan dari rasa cinta tersebut agar selalu mengingat kepada siapa sang pemberi rasa cinta tersebut. Bukan malah menggunakan untuk kemaksiatan sesaat. Allah itu tidak melihat seberapa besar kesuksesan yang dicapai hamba-NYA, tapi Allah melihat seberapa kecil hamba-NYA dapat menghindari kemaksiatan.
Cara yang paling ampuh dan yang paling dianjurkan oleh Rasulullah saw untuk menghindari kemaksiatan dari hubungan cinta adalah dengan menikah. Karena menikah bisa menjadi tempat kau memberikan kasih sayang juga sebagai tempat melampiaskan syahwat yang justru mendatangkan pahala untukmu, karena itu adalah suatu ibadah. Rasulullah saw pernah berkata “Tiada sempurna ibadah seorang yang beribadah sebelum ia beristri (menikah)”. Ini menjelaskan bahwasanya nikah itu suatu ibadah, dan tidak sempurna ibdahnya kecuali dengan menikah.
Maka bagi yang sudah mampu dan kemaslahatannya lebih besar ketimbang meninggalkannya akan mendatangkan kemudharatan, segeralah untuk melakukan pernikahan. Karena dengan menikah membuatmu menjaga pandanganmu, dan mekindungi kemaluanmu. Dan bagi yang belum mampu, maka jangan melakukan perbuatan pranikah. Mau itu cuma pacaran, Cuma temen tapi mesra, cuma temen deket, Cuma adik-kakak, apapun itu semua kemaksiatan juga asalnya dari kata Cuma. Cuma pegangan tangan lah, Cuma pelukan lah, Cuma cium kening lah, dan semua Cuma Cuma yang lainnya lah.
Pacaran memang tak selalu berujung kepada zina, tapi perbuatan zina selalu diawali dengan pacaran.
Pacaran itu Cuma main-main, nikah itu serius. Mau dimainin apa diseriusin?
Mundur itu bukan berarti sebagai pengecut, tapi laksana anak panah yang ditarik mundur dari busurnya untuk segera maju dengan kecepatan yang tak terhingga. Jangan memikirkan kenikmatan maksiat yang kau tinggalkan dibelakang, tapi pikirkan janji kenikmatan Allah yang akan datang.
#Being lonely because Allah, is another kind of beauty


 sponsored by : 


1 komentar: